Sahih Bukhari hadis #3858
Matan Bahasa Arab
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ حَاتِمِ بْنِ بَزِيعٍ حَدَّثَنَا شَاذَانُ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ أَبِي جَمْرَةَ قَالَ سَأَلْتُ عَائِذَ بْنَ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ
وَكَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ أَصْحَابِ الشَّجَرَةِ هَلْ يُنْقَضُ الْوِتْرُ قَالَ إِذَا أَوْتَرْتَ مِنْ أَوَّلِهِ فَلَا تُوتِرْ مِنْ آخِرِهِ
Terjemahan Bahasa Indonesia
Telah menceritakan kepada kami [Muhammad bin Hatim bin Bazi’] telah menceritakan kepada kami [Syadzan] dari [Syu’bah] dari [Abu Jamrah] ia berkata; aku bertanya kepada [A’idz bin ‘Amru radliallahu ‘anhu], -dia termasuk shahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang ikut bai’at di bawah pohon- “Apakah shalat witir dapat dianggap gugur?”. Dia menjawab; “Jika kamu telah mengerjakan witir di awal (malam) janganlah kamu kerjakan lagi di akhir (malam).”
Riwayat: Sahih Bukhari hadis #3858