Musnad Ahmad hadis #9251

Matan Bahasa Arab

حَدَّثَنَا يَحْيَى عَنِ ابْنِ عَجْلَانَ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدُ بْنُ أَبِي سَعِيدٍ عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ
أَنَّ رَجُلًا شَتَمَ أَبَا بَكْرٍ وَالنَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَالِسٌ فَجَعَلَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْجَبُ وَيَتَبَسَّمُ فَلَمَّا أَكْثَرَ رَدَّ عَلَيْهِ بَعْضَ قَوْلِهِ فَغَضِبَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَامَ فَلَحِقَهُ أَبُو بَكْرٍ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ كَانَ يَشْتُمُنِي وَأَنْتَ جَالِسٌ فَلَمَّا رَدَدْتُ عَلَيْهِ بَعْضَ قَوْلِهِ غَضِبْتَ وَقُمْتَ قَالَ إِنَّهُ كَانَ مَعَكَ مَلَكٌ يَرُدُّ عَنْكَ فَلَمَّا رَدَدْتَ عَلَيْهِ بَعْضَ قَوْلِهِ وَقَعَ الشَّيْطَانُ فَلَمْ أَكُنْ لِأَقْعُدَ مَعَ الشَّيْطَانِ ثُمَّ قَالَ يَا أَبَا بَكْرٍ ثَلَاثٌ كُلُّهُنَّ حَقٌّ مَا مِنْ عَبْدٍ ظُلِمَ بِمَظْلَمَةٍ فَيُغْضِي عَنْهَا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا أَعَزَّ اللَّهُ بِهَا نَصْرَهُ وَمَا فَتَحَ رَجُلٌ بَابَ عَطِيَّةٍ يُرِيدُ بِهَا صِلَةً إِلَّا زَادَهُ اللَّهُ بِهَا كَثْرَةً وَمَا فَتَحَ رَجُلٌ بَابَ مَسْأَلَةٍ يُرِيدُ بِهَا كَثْرَةً إِلَّا زَادَهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ بِهَا قِلَّةً

Terjemahan Bahasa Indonesia

Telah menceritakan kepada kami [Yahya] dari [Ibnu ‘Ajlan] telah menceritakan kepada kami [Sa’id Ibnu Sa’id] dari [Abu Hurairah] berkata; “Ada seorang laki-laki mencela Abu Bakar sedangkan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam duduk, dan beliau takjub dan tersenyum, maka ketika Abu Bakar mulai membantah perkataan lelaki tersebut Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam marah, dan ketika Abu Bakar menambah bantahannya beliau berdiri, Abu Bakar kemudian mendekatinya seraya berkata; “Ya Rasulullah, ketika ia mencelaku engkau hanya duduk, namun ketika aku membantah sebagian perkataannya engkau berdiri dan marah, ” beliau bersabda: “Sesungguhnya ada malaikat bersamamu yang membelamu, maka ketika engkau membantah sebagian dari perkataannya setan datang, maka aku tidak mau duduk bersama setan.” Beliau kemudian bersabda: “Wahai Abu Bakar, ada tiga hal yang menjadi hak seorang hamba; tidaklah seorang hamba terzhalimi dengan suautu kezhaliman lalu ia serahkan semuanya kepada Allah, kecuali Ia akan memberikan kemenangan, tidaklah seseorang membuka pintu kedermawanannya yang dengannya ia dapat menyambung hubungan silaturahim kecuali Allah akan melimpahkan harta untuknya, dan tidaklah seseorang membuka pintu permintaan yang dengannya ia berharap untuk mendapatkan limpahan harta kecuali Allah ‘azza wajalla akan jadikan ia kekurangan.”

Riwayat: Musnad Ahmad
Nombor: 9251